Bagaimana penyimpanan vaksin yang paling benar? - Banyak vaksin memiliki persyaratan penyimpanan yang sangat spesifik yang jika tidak terpenuhi dapat mengurangi potensinya secara signifikan, bahkan vaksin sama sekali tidak efektif. Vaksin harus disimpan dengan benar sejak awal diproduksi hingga akhirnya produksi, dan ini merupakan tanggung jawab bersama dari produsen, distributor, dan penyedia layanan kesehatan.
![]() |
Bagaimana kondisi penyimpanan vaksin yang paling benar? |
Semua Vaksin COVID-19 harus disimpan dengan benar pada suhu yang telah di tentukan oleh para ahli antara 2-8⁰C pada lemari es, rata-rata vaksin di simpan pada suhu 5⁰C, meskipun beberapa harus tetap dibekukan dalam kisaran antara -15 hingga -50⁰C. Selain itu, Vaksin harus terhindar dari cahaya matahari langsung dan langsung dikemas dengan tepat, karena sinar UV dapat merusak Vaksin tersebut.
Banyak vaksin virus aktif dapat mentolerir suhu beku dan akan cepat rusak setelah vaksin dicairkan, sementara vaksin yang tidak aktif lebih membutuhkan suhu stabil antara 2-8⁰C dan vaksin akan rusak pada suhu ekstrem. misalnya Vaksin campak, ada juga vaksin gondok, dan vaksin rubella (MMR) dapat disimpan dalam keadaan didinginkan saja, sedangkan vaksin MMRV yang juga mengandung virus varicella hidup harus wajib dibekukan.
Dalam beberapa kasus di mana vaksin beku harus disiapkan maka sebagian besar produsen merekomendasikan pencairan es secara perlahan di lemari es. Misalnya, semua vaksin yang mengandung varicella, vaksin cacar air virus hidup, harus disimpan dalam keadaan beku tetapi dapat dicairkan di lemari es selama 72 jam sebelum digunakan.
Penelitian ahli dari berbagai negara telah menemukan masalah utama untuk penyimpanan vaksin, kesalahan yang paling sering ditemukan yaitu penyimpanan vaksin yang melewati tanggal kedaluwarsa, freezer dalam yang terlalu hangat dan lemari es yang terlalu hangat. Faktor risiko utama telah diidentifikasi, seperti kurangnya termometer pada freezer, dan lemari es,
![]() |
Penyimpanan Vaksin COVID-19 yang Benar |
Setiap unit penyimpanan vaksin juga harus memiliki termometer independen yang dikalibrasi secara teratur, sebaiknya dengan tampilan suhu eksternal yang dapat dilihat tanpa membuka pintu. Sebagai praktik terbaik, sebagian besar lokasi penyimpanan vaksin cenderung menggunakan pencatat suhu otomatis sehingga suhu historis dapat ditinjau, meskipun hal ini dapat dilakukan secara manual jika opsi digital tidak tersedia.
Pelindung lonjakan arus dan peralatan keamanan elektronik lainnya harus digunakan untuk menurunkan risiko gangguan daya atau kehilangan unit penyimpanan vaksin, dan semua inventaris harus dicatat dengan hati-hati dengan mencatat tanggal kedaluwarsa.
Sebagai poin praktis, CDC juga menganjurkan untuk tidak menyimpan vaksin yang “mirip” di lokasi yang sama, untuk menghindari vaksin itu tertukar. Jika lemari es juga harus menyimpan bahan biologis lain maka vaksin harus ditempatkan di rak paling atas untuk menghindari kontaminasi, makanan atau minuman tidak boleh disimpan di unit yang sama. sebaiknya untuk penyimpanan vaksin dilakukan pada unit khusus dan terpisah.